Jumat, 11 Juli 2014

JAMUR..... OH ....JAMUR.

              Beberapa hari yang lalu, saya mendapat tlp dari teman Subang, Beliau bercerita bahwa membudidayakan jamur tiram di kampungnya yang ada di wilayah pesisir jawa barat. Beliau bertanya berapa kali harus melakukan penyiraman dalam sehari?. Tentu saja saya tidak bisa menjawab dengan pasti berapa kali harus melakukan penyiraman, hal ini tentu saja tergantung dari kondisi didalam kubung itu sendiri. jadi tidak bisa kita samakan antara kumbung yang satu dengan yang lain. ada kumbung yang menggunakan atap asbes, resulo, genting, dsb. ada pula lantai yang dibeton rabat ada pula yang berupa tanah biasa ataupun dilapisi bata kosong atau dilapisi abu jerami. Pada dasarnya kondisi kumbung hanya pemilik yang tahu kapan dan berapa kali dilakukan penyiraman. Jadi betul apa yang di katakan Bp Narto (Maguwoharjo Jogjakarta) bahwa budidaya jamur tiram tidak ada aturan baku dalam proses budidayanya. Jamur tiram adalah jamur kondisional dalam arti kata menyesuaikan dengan lokasi budidaya. Dalam budidaya jamur tiram, feeling kita sangat diperlukan dalam pemeliharaannya. jadi pengalaman dari satu teman dan teman lainnya hanyalah bahan referensi yang belum tentu dapat kita terapkan sepenuhnya didalam kumbung yang kita kelola.
              Didalam proses sterilisasi demikian juga, ada yang menggunakan drum ditutup plastik, drum yang ditutup drum separo. Ada yang menggunakan kayu bakar ada pula yang menggunakan gas. Pada intinya selama proses yang kita lakukan dapat menghasilkan jamur dengan kondisi bagus dan pengeluaran yang masih tejangkau maka itulah yang harus kita lakukan. Sekali lagi tidak ada aturan baku dalam budidaya jamur tiram ini.
               Ada lagi pertanyaan dari teman Subang, yaitu hama sejenis kecoa tapi tidak bersayap. Untuk wilayah Grobogan di sebut "CERE". Serangga ini banyak kita temukan berada didalam kumbung budidaya. Cere tersebut memakan jamur tiram sehingga penampilan jamur kita tidak bisa bagus, kadan memakan batang, kadang juga memakan tudung jamur. Penyemprotan dengan insektisida dimungkinkan tetapi sangat tidak dianjurkan. Saya dengan tidak sengaja berhasil mengurangi serangan hama tersebut dengan melakukan penyemprotan pupuk organik cair. Hal ini tidak sengaja saya lakukan, dengan harapan meningkatkan kapasitas produksi maka saya lakukan penyemprotan pupuk organik terhadap jamur yang masih kuncup, ternyata jamur lebih berbobot dan lebih keras dari biasanya dan yang tak kalah menyenangkan adalah jamur bebas dari serangan hama tersebut. Mungkin aroma dari pupuk organik tersebut yang menyebabkan hama tersebut tidak memakan jamur.
                Pertanyaan lain dari teman subang adalah kenapa miselium mogok tumbuh, hanya separo dari log. menurut saya hal ini terjadi karena proses sterilisasi yang kurang steril, artinya didalam proses sterilisasi bakteri, mikroba maupun bibit bibit jamur yang ada didalam media tidak bisa mati sehingga mengganggu pertumbuhan miselium didalam log kita. Jalan keluarnya adalah memperbaiki proses sterilisasi yang kita lakukan. Bisa karena waktu sterilisasi yang kurang lama, api kurang besar, ataupun alat sterilisasi yang kurang standar.
                Demikian sekedar coretan dari saya semoga ada manfaat buat kita semua. Salam buat teman saya Heri Nurcipta yang ada di Bandung, Juga salam buat teman SUBANG. SUWUN

Selasa, 01 Juli 2014

PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM

"SM" JAMUR TIRAM
JL RAYA PURWODADI SOLO KM 6 GENDINGAN TOROH GROBOGAN JAWA TENGAH 58171
HP 081 226 060 771

MELAYANI:
- PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM
- PENJUALAN LOG JAMUR TIRAM
- PENJUALAN BIBIT F1, F2, F3
- PENJUALAN SARANA PENUNJANG BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Selasa, 17 Juni 2014

STERILISASI

Dalam usaha budidaya jamur dalam pembuatan log, satu hal yang paling mendasar yang harus kita perhatikan yaitu proses sterilisasi. Proses ini adalah kunci utama keberhasilan dalam pembuatan log jamur tiram. Proses sterilisasi yang dilakukan para pembudidaya menggunakan alat yang bervariasi tergantung permodalan kita. Ada yang menggunakan alat modern dengan kapasitas besar dengan bahan bakar gas, ada pula yang menggunakan alat sederhana dengan kapasitas kecil baik menggunakan gas ataupun dengan kayu bakar. Tetapi pada dasarnya adalah dalam proses tersebut yang kita harapkan adalah matinya bibit-bibit jamur liar maupun bakteri bakteri yang merugikan. Dalam proses ini dibutuhkan pemanasan yang stabil dan waktu yang lama, tergantung kapasitas dari alat yang kita gunakan. Saya munggunakan drum seperti di tulisan saya yang lalu, kapasitas 95 log dengan waktu 5-6 jam (gas 3kg) dengan plastik ukuran 18x35 dengan ketebalan 0,4 dan terbukti berhasil dengan tingkat keberhasilan diatas 95%.
Pernah suatu ketika saya melakukan survei ke Jogja, disana proses sterilisasi menggunakan bahan bakar kayu dan kapasitas ruang sterilisasi sekitas 1200 log. Memang disini dapat dihasilkan log dalam jumlah yang banyak dalam watu yang singkat. Intinya proses sterilisasi tergantung kapasitas produksi kita, artinya apabila kita butuh log dalam jumlah besar maka alat sterilasi juga kita pakai yang kapasitas besar, kalaupun kebutuhan belum banyak maka tidak ada salahnya kalau kita gunakan alat yang sederhana dengan kapasitas kecil. Yang penting adalah alat kita mampu untuk mensterilkan media tumbuh jamur tersebut. Jadi kesimpulannya adalah proses sterilisasi adalah mutlak kita lakukan dan harus kita kita jamin keberhasilannya. Dengan demikian bibit jamur yang akan kita tanam dapat tumbuh dengan sempurna tanpa ada kontaminasi dari jamur lain. Menurut pengalaman saya dengan kurang sterilnya media akan kita temui kegagalan diantaranya gagal tumbuhnya miselium akibat terganggu jamur liar diantaranya jamur oncom (warna Orange), jamur hijau, jamur hitam dan lain sebagainya kalaupun miselium mampu tumbuh tetapi membutuhkan waktu yang lebih lama dan kualitas jamur yang dihasilkan kurang bagus.
Jadi proses sterilisasi adalah suatu proses yang mutlak dilakukan dan dan harus berhasil 100%. dengan kesabaran dan ketekunan saya yakin teman teman mampu untuk melakukannya.
(Saya tujukan bagi teman2 dengan keterbatasan modal alias modal mepet tetapi ada semangat untuk berusaha) SUWUN 


Sabtu, 01 Maret 2014

BERBAGI PENGALAMAN TENTANG JAMUR

Pengalaman ini saya dapatkan sekitar 4 tahun yang lalu. Pada waktu itu kondisi ekonomi saya baru saja jatuh karena proyek yang saya kerjakan mengalami kerugian yang lumayan banyak. Ditengah kekalutan, saya iseng main ketoko buku. Budidaya jamur merang itu adalah buku yang saya beli. Dalam pemikiran saya adalah budidaya tersebut tidak memerlukan modal yang besar, kita bisa memanfaatkan jerami padi yang banyak terbuang, memang pada saat itu pas waktu panen raya padi.
Dengan kenekatan yang ada saya bersama 1 karyawan saya mengumpulkan jerami satu truk engkel. Lantas saya memesan bibit dari seseorang via Phone yang saya peroleh di internet.
Berbekal teori yang ada dibuku maka saya mencoba untuk memulai budidaya jamur merang. Saya membuat rak ukuran 1 x 2 x 2 m yang kemudian saya beri dinding plastik transparan di semua sisi, dengan satu sisi bisa di buka dan ditutup.
Jerami direndam 1 minggu, kemudian saya tiriskan dan kemudian dicampur dengan bekatul dan sedikit kapur, maka saya lakukan sterilisasi menurut versi saya. Drum bekas saya beri lubang dan saya las dengan pipa 1,5 inch kemudian saya beri selang plastik dan masuk ke bawah rak kemudian saya rebus dalam drum tsb selama 4 jam. Keesokan harinya bibit saya tebar, Hari kelima saya semprot kemudian pada ke 10 jamur sudah siap panen. Lega hati karena karena apa yang saya lakukan telah berhasil.
Jamur saya panen tetapi halangan menghadang pada waktu itu. Jamur saya bawa ke pasar namun tidak ada orang yang mau beli. saya sudah bilang bahwa ini adalah jamur merang, namun mereka tidak percaya. mereka takut beracun, mereka tahu jamur merang memang jamur konsumsi namun kebanyakan dari mereka belum tahu jamur merang segar. Yang mereka tahu jamur merang yang sudah matang di rumah makan ataupun jamur merang kemasan kaleng ataupun plastik yang ada di toko.  Sebagian lagi tahunya adalah jamur merang yang ada dialam yang diambil dari sisa jerami yang ada disawah.
Pada waktu itu jamur hasil panen tidak bisa saya jual tetapi saya bagikan ke saudara dan tetangga kiri kanan tempat tinggal saya. Mereka mau memasak atau dibuang saya gak mau tahu.
Intinya disini saya telah berhasil mencoba budidaya jamur merang meskipun hanya berbekal dengan ilmu yang terbatas dan saya yakin suatu saat pasti bisa saya kembangkan lagi. Saya tetap merasa untung walaupun saya tidak mendapatkan rupiah dari jamur merang tersebut. Untung saya yaitu ilmu yang saya peroleh tersebut. dan saya sangat yakin dengan berjalannya waktu jamur merang segar pasti akan memasyarakat seperti jamur tiram.
Jadi pengenalan dimasyarakat kunci utama untuk pemasaran jamur merang ini. Perlu diketahui untuk wilayah kabupaten Grobogan jamur merang masih belum banyak yang mengkonsumsinya tidak seperti jamur tiram yang telah bisa diterima oleh masyarakat banyak. Karena itu saat ini jamur tiramlah yang saya budidayakan.
Itulah sedikit pengalaman saya yang saya alami sekitar 4 th yang lalu, semoga bisa bermanfaat untuk teman teman semua. SUWUN

Jumat, 28 Februari 2014

AYO BUDIDAYA JAMUR

Banyak diantara kita bingung mencari pekerjaan kesana kemari. Luar pulau ditempuh hanya untuk mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Yah... itu memang suatu kewajiban kita sebagai seorang kepala keluarga. Mau memulai suatu usaha kita tdk punya bekal dalam dunia usaha. modal juga sangat dibutuhkan yang tidak sedikit.
Dengan keadaan yang demikian, saya ingin berbagi pengalaman dengan teman2 untuk mencoba menekuni usaha budidaya Jamur Tiram. kita tidak usah membayangkan yang susah2. modal kita pakai seadanya saja seperti yang saya tulis di postingan saya yang lalu. Disini saya hanya akan memberikan contoh hitungan pendapatan yang kita peroleh dari budidaya jamur, temtunya dengan versi modal kecil.

Kita buat log jamur semampu kita dan kita tetap melakukan pekerjaan utama kita terlebih dahulu. Jadi perekonomian keluarga tidak akan ada masalah serius. Buatlah log setiap hari sekitar 35 log. jadi kita dalam sebulan akan mempunyai log sebanyak 1000 log. Jadi disamping kita masih bekerja seperti biasanya, kita telah memulai suatu bidang usaha lain yaitu budidaya jamur tiram. Masa produktif jamur sekitar 4bl. Jadi  didalam waktu 4 bulan kita akan mempunya log jamur aktif sekitar 4000 bh dengan asumsi 3000 log sudah produksi dan 1000 log dalam proses inkubasi.Pada bulan ke lima, log pembuatan bulan pertama sudah waktunya kita buang, diganti dengan log yang baru. Jadi dalam satu siklus pembuatan per bulan 1000 log, maka kita akan mempunyai 4000 log yang aktif berproduksi.

Mari kita berandai andai, rata rata 1 log jamur menghasilkan 0,5 kg jamur. Per 1000 log akan menghasilkan 500 kg jamur segar dalam satu siklus hidupnya. Harga pasar saat ini adalah Rp12000,00 maka per 1000 log jamur tiram mendapatkan hasil Rp 6000000,00 dikurangi biaya pokok produksi. Dengan pembuatan log yang terus menerus sebanyak 1000 log/bl maka dalau satu th produksi kita akan memperoleh minimal 40jt rupiah bersih  dari budidaya jamur tersebut. pembuatan log bisa dikerjakan pada waktu senggang, ataupun dikerjakan oleh istri dirumah setelah pekerjaan rumah tangga selesai.

Demikian gambaran singkat tentang budidaya jamur tiram Versi Orang Kepepet tetapi dengan keyakinan dan ketelatenan kita pasti bisa berhasil. SUWUN
 

Rabu, 26 Februari 2014

BIBIT JAMUR TIRAM


Dalam budidaya jamur tiram, salah satu penentu keberhasilan kita adalah terletak pada bibit yang kita gunakan. Hal hal yang berpengaruh antara lain :
1. Umur bibit
2. Kualitas bibit.
3. Vareitas bibit.
4. Ketersediaan bibit.

UMUR BIBIT

Umur bibit sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dari proses pembibitan log yang kita buat. Kadang kadang kita terpaksa menggunakan bibit yang terlalu muda. mesilium belum penuh dalam botol sudah terpaksa kita gunakan untuk pembibitan. Memang bisa berhasil tetapi resiko kegagalan terlalu besar. bibit yang kita tanam dalam log gagal tumbuh, atau tumbuh tetapi lambat dalam penyebarannya.

KUALITAS BIBIT

Kualitas bibit jelas sekali memegang peranan yang sangat penting. Asal usul bibit perlu kita telusuri karena kita akan tahu kualitasnya. Jangan asal pakai saja karena banyak penyedia bibit yang kurang bertanggung jawab. Media yang asal2an ataupun urutan turunan f1 ato f2 ato f3 sangat perlu diperhatikan. kalau bisa dan memungkinkan sebaiknya bibit kita buat sendiri. jadi kualitas bisa kita jaga.

VAREITAS BIBIT.

Vareitas juga berpengaruh dalam keberhasilan budidaya jamur tiram. Vareitas satu dengan yang lain memiliki kelebihan dan kekurangan. Karakteristik dari masing-masing vareitas tersebut bisa kita sesuaikan dengan kondisi lingkungan kita. Ada vareitas yang cocok untuk daerah sejuk ataupun vareitas yang cocok untuk daerah panas sehingga keberhasilan dapat kita capai.

KETERSEDIAAN BIBIT.

Ketersediaan bibit juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya yang kita lakukan. Alangkah baiknya kalau kita bisa memperbanyak bibit sendiri. Kita bisa ambil F1 dari penyedia bibit bersertifikat dan kita perbanyak sendiri menjadi F2 dan F3. Memang waktu menjadi agak lama tetapi dengan memperbanyak sendiri, kebutuhan akan bibit dapat tercukupi dan juga kita bisa lebih hemat dalam penyediaan bibit dan kualitas dapat terjamin.

Hanya sekian yang dapat saya sampaikan, dan mohon maaf dengan bahasa dan kata kata yang kurang berkenan, karena apa yang saya tulis hanya berdasarkan pengalaman yang saya lakukan secara otodidak. Semoga manfaat bagi teman-teman semua. SUWUN.


Selasa, 25 Februari 2014

SERBUK GERGAJI UNTUK MEDIA JAMUR TIRAM

Dalam pembuatan log jamur khususnya tiram, media yang umum kita gunakan adalah serbuk gergaji. Para penyedia log biasanya menggunakan serbuk sengon, ini dikarenakan dalam produksi log, miselium cenderung lebih cepat merambat sehingga log lebih cepat dapat dikirimkan kepada para pemesan, dan juga ketersediaannya cukup banyak untuk wilayah2 dengan suhu agak dingin seperti ungaran tawangmangu dan sebagainya. Lalu bagaimana dengan kita yang berada didaerah yang jarang ada sengon. disekitar saya untuk mendapatkan serbuk sengon kita harus mendatangkan dari daerah boyolali dan sekitarnya. untuk satu truk  mesti kita tebus sekitar 1,4 juta. untuk yang bermodalkan kecil jangan kecil hati. Gunakan saja serbuk kayu yang ada disekitar kita dan kalau bisa yang tidak mengeluarkan modal banyak. Ikuti saja tukang gergaji kayu keliling. Dijamin modal sedikit dan hasil nyapun tak kalah dengan serbuk sengon bahkan bisa dikatakan lebih bagus. Jamur yang dihasilkan cukup tebal dan cenderung lebih kokoh dari media sengon (ini menurut pengalaman saya, maaf belum tentu benar). Serbuk mahoni, mindik (trembesi), jati (pakai jati yang masih muda dan jangan pakai serbuk jati tua atau lama). Pengalaman saya dan teman teman serbuk tersebut bagus hasilnya tetapi waktu tumbuh jamur memang agak lama bila dibandingkan dengan serbuk sengon. Untuk serbuk jari muda, mahoni ataupun mindik sekitar 1,5 bl jamur sudah bisa tumbuh. Untuk serbuk Akasia waktu tumbuh lebih lama lagi, sekitar 2 bl bahkan lebih. Jadi dengan kekurangan dan kelebihan tersebut kita bisa mensiasatinya. log kita buat agak kecil dan agak pendek misalnya pakai plastik ukuran 17x35 cm. jadi miselium cepat penuh dan harapannya jamur dapat segera tumbuh.
Demikian tulisan singkat saya semoga dapat bermanfaat bagi teman teman khususnya bagi teman teman dengan tekad membara tetapi modal seadanya. SUWUN.




ALAT STERILISASI SEDERHANA


hallo kawan.......
Pada postingan saya kali ini, saya akan memperlihatkan alat sterilisasi log yang sederhana tapi mampu untuk digunakan dalam produksi log jamur tiram untuk skala kecil. Alat ini hanya mampu mensterilisasi sekitar 85 log ukuran plastik 20x35cm. cocok untuk kita yang mempunyai modal pas-pasan tetapi yang penting punya semangat untuk maju dan berusaha. Berikut ini gambar foto alat sterilisasi dari bahan tong bekas.




Maaf fotonya miring. Kalo mau liat jelas miringkan saja laptopnya....he he...he.... Tong terdiri dari 1 tong utuh dan 1/2 tong yang disambungkan dan dibaut di 3 titik. Pada bibir tong tugelan (1/2 tong) diberi stripplat yang dilas melingkar diluar bibir yang gunanya untuk sok sambungan antara tong utuh dan tugelan dan diberi seal yang terbuat dari karet ban dalam bekas.
Untuk tong utuh kita buka tutup disatu sisi dan tutup ini kita gunakan untuk membuat sarangan didalam dan kita beri lubang yang banyak. Pada prinsipnya kita buat seperti dandang sabrok yang kita gunakan memasak nasi. Bahan bakar dapat menggunakan gas ataupun kayu bakar. untuk saya memakai gas 3kg. dapat menyala sekitar 5jam. karena tidak ada kebocoran maka  tekanan didalam drum bisa naik dan suhu meningkat sehingga dengan waktu 5 jam sudah mampu mensterilisasi log yang akan kita gunakan.

Dandang sabrok : panci yang digunakan untuk menanak nasi yang didalamnya terdapat saringan.
Tong tugelan : drum yang kita potong sebagian atau setengahnya.
Demikian gambaran alat sterilisasi sederhana semoga bermanfaat bagi teman-teman semua. SUWUN.

Rabu, 19 Februari 2014

FOTO FOTO TENTANG JAMUR TIRAM




Gambar log yang sudah siap kita pindah ke kumbung


Gambar alat semprot untuk jamur

Gambar jamur mulai tumbuh
Gambar log di rak pemeliharaan







APA YANG HARUS DI PERSIAPKAN DALAM BUDIDAYA JAMUR?


Dalam memulai usaha budidaya jamur yang sangat penting untuk kita ketahui adalah teori yang benar tentang budidaya jamur. Referensi dapat kita peroleh dari buku-buku yang banyak dijual ditoko buku, atau informasi dari internet (pilih yang dapat dipercaya). Teori sangat kita butuhkan untuk mengetahui seluk beluk dari usaha budidaya jamur. Bagaimana kumbung yang baik, apa itu sterilisasi dan fungsinya, bagaimana cara pembibitan yang benar, cara perawatan, proses panen dan penjualan hasil panen jamur kita. Disini saya tidak akan
membahas tentang semua itu, karena banyak yang lebih berkompeten dalam hal ini. Saya hanya akan memberikan gambaran bahwa dalam budidaya jamur banyak hal yang mesti kita pelajari diluar teori dasar budidaya jamur.
1. Teori dasar budidaya jamur harus kita kuasai sepenuhnya
     Kenapa?  Karena semua yang akan kita lakukan dalam budidaya jamur pasti akan menyesuaikan  dengan      teori yang ada.
2. Tekad dan niat.
     Setelah teori dasar kita pelajari tentu kita akan memulai untuk usaha budidaya jamur. bagi mereka yang mempunyai modal tentu tidak akan kesulitan. tetapi bagaimana untuk kita yang bermodalkan pas2an?. janganlah kita berkecil hati. yang utama kita telah belajar teori yang benar. Kita dapat memulai dengan memanfaatkan alat alat yang ada disekitar kita yang intinya jangan melenceng terlalu jauh dari teori dasar yang kita pelajari.
Sebagai gambaran, dalam membuat bibit kita butuh alat sterilisasi berupa autoklaf. berapa harganya?. kita pakai saja panci yang agak besar didapur toh saya sudah lakukan dan dapat berhasil dengan baik. yang penting jangan menyerah. Alat sterilisasi log dapat kita pakai tong bekas olie pertamina, yang kita buat sedemikian rupa, karena dalam sterilisasi intinya adalah merebus log supaya steril. cukup 200ribu kita dah punya alat untuk sterilisasi dengan kapasitas 80log ukuran plastik 20x40. untuk ruang inokulasi pakai aja ruang yang ada dirumah asalkan kita dapat mengkondisikan bagaimana ruang tersebut steril. 
Untuk bibit, kita dapat memperbanyak sendiri F1 yang kita beli dari penyedia bibit yang ada. pengalaman saya, 1 botol f1 dapat kita buat 30 f2 dan dari 30 botol f2 dapat kita buat 900 botol f3. Nah berapa log yang dapat kita buat dengan f3 sebanyak itu?. jadi disini saya berusaha untuk memberikan gambaran kepada teman teman yang ingin budidaya jamur tiram tetapi terkendala dengan permodalan. bahan baku berupa serbuk gergaji dapat kita peroleh dari sekitar kita. Kita dapt bekerja sama dengan tukang gergaji kayu. kita bisa minta dengan gratis atau sekedar memberikan uang rokok kepada mereka.
Dmemang kita tidak dapa berproduksi secepat mereka yang bermodal besar. tetapi dengan tekad dan niat tentu kita juga akan berhasil dalam budidaya jamur tiram ini. 
3. Jangan menyerah.
Memang halangan dan rintangan pasti ada tetapi saya berharap jangan menyerah. justru dengan kegagalan tersebut maka kita akan tambah ilmu dengan sendirinya. Kegagalan tersebut merupakan guru terbaik buat kita, jangan takut untuk memulai lagi.
disini saya bukan bermaksud untuk menyepelekan dalam budidaya jamur justru saya ingin memberikan semangat kepada teman teman dengan keterbatasan modal untuk bisa berusaha. Dulu Saya  dengan uang 500ribu sudah bisa mempunyai log sebanyak 3000log. memang butuh waktu tetapi setidaknya saya dapat membudidayakan jamur tiram dengan modal yang sangat pas2an dan allhamdulillah dengan berjalannya waktu dapat berhasil membudidayakannya.
4. Mencari teman yang sudah budidaya jamur.
Dengan kita mempunyai teman yang sudah lebih dulu budidaya, kita dapat sharing dan berbagi pengalaman. dengan sendirinya ilmu kita dapat bertambah. jangan anggap mereka yang sama2 budidaya jamur sebagai musuh kita, tetapi anggaplah sebagai teman/mitra. suatu saat kita butuh mereka dan mereka juga akan butuh kita. Didalam budidaya jamur tiram produksi kita tidak bisa konstan, bisa naik turun. Dengan kita mempunyai teman maka kita tidak akan kerepotan. pada waktu produksi kita lebih maka kita bisa lemparkan ke teman yang produksinya turun ataupun sebaliknya.

Cukup sekian dulu post saya saat ini, lain waktu akan saya upload foto foto tentang budidaya jamur yang saya lakukan. Sekali lagi ini saya tulis bukan untuk menyepelekan proses budidaya jamur tetapi justru untuk memberikan semangat kepada teman2 dengan keterbatan modal untuk bisa mempunyai suatu usaha alternatif. SUWUN