Sabtu, 31 Desember 2016

Selamat siang teman

Sudah 2 tahunan saya tidak buka blok saya ini. Ini dikarenakan kesibukan saya. Tetapi kegiatan jamur masih berjalan, cuma sekarang ini dikomandani istri saya.

Pada saat ini kumbung saya berisi sekitar 12000 log dengan sistem berjalan. Artinya 12000 log tersebut ada yang sudah produksi ada pula yang baru 30% mesiliumnya dan ada pula yang baru disterilisasi. Setiap hari diproduksi antara 100 sampai 200 log.

Panen rata rata antara 30 sampai 40kg per hari. Dari hasil panen tersebut dapat dipastikan ada jamur yang kurang OK kondisinya alias BS. Dengan adanya jamur bs tersebut oleh istri saya dimanfaatkan untuk membuat keripik jamur.

Alhamdulillah dari keripik ini pula bisa didapatkan hasil yang lumayan besar juga. Untuk pembuatan log dan keripik dikerjakan oleh karyawan.
Untuk itu buat teman teman uang ingin berbudaya jamur tiram khususnya, jangan takut untuk memulai. Yang penting tekad dan nekat, insyaallah ada hasilnya..

Suwun

Jumat, 11 Juli 2014

JAMUR..... OH ....JAMUR.

              Beberapa hari yang lalu, saya mendapat tlp dari teman Subang, Beliau bercerita bahwa membudidayakan jamur tiram di kampungnya yang ada di wilayah pesisir jawa barat. Beliau bertanya berapa kali harus melakukan penyiraman dalam sehari?. Tentu saja saya tidak bisa menjawab dengan pasti berapa kali harus melakukan penyiraman, hal ini tentu saja tergantung dari kondisi didalam kubung itu sendiri. jadi tidak bisa kita samakan antara kumbung yang satu dengan yang lain. ada kumbung yang menggunakan atap asbes, resulo, genting, dsb. ada pula lantai yang dibeton rabat ada pula yang berupa tanah biasa ataupun dilapisi bata kosong atau dilapisi abu jerami. Pada dasarnya kondisi kumbung hanya pemilik yang tahu kapan dan berapa kali dilakukan penyiraman. Jadi betul apa yang di katakan Bp Narto (Maguwoharjo Jogjakarta) bahwa budidaya jamur tiram tidak ada aturan baku dalam proses budidayanya. Jamur tiram adalah jamur kondisional dalam arti kata menyesuaikan dengan lokasi budidaya. Dalam budidaya jamur tiram, feeling kita sangat diperlukan dalam pemeliharaannya. jadi pengalaman dari satu teman dan teman lainnya hanyalah bahan referensi yang belum tentu dapat kita terapkan sepenuhnya didalam kumbung yang kita kelola.
              Didalam proses sterilisasi demikian juga, ada yang menggunakan drum ditutup plastik, drum yang ditutup drum separo. Ada yang menggunakan kayu bakar ada pula yang menggunakan gas. Pada intinya selama proses yang kita lakukan dapat menghasilkan jamur dengan kondisi bagus dan pengeluaran yang masih tejangkau maka itulah yang harus kita lakukan. Sekali lagi tidak ada aturan baku dalam budidaya jamur tiram ini.
               Ada lagi pertanyaan dari teman Subang, yaitu hama sejenis kecoa tapi tidak bersayap. Untuk wilayah Grobogan di sebut "CERE". Serangga ini banyak kita temukan berada didalam kumbung budidaya. Cere tersebut memakan jamur tiram sehingga penampilan jamur kita tidak bisa bagus, kadan memakan batang, kadang juga memakan tudung jamur. Penyemprotan dengan insektisida dimungkinkan tetapi sangat tidak dianjurkan. Saya dengan tidak sengaja berhasil mengurangi serangan hama tersebut dengan melakukan penyemprotan pupuk organik cair. Hal ini tidak sengaja saya lakukan, dengan harapan meningkatkan kapasitas produksi maka saya lakukan penyemprotan pupuk organik terhadap jamur yang masih kuncup, ternyata jamur lebih berbobot dan lebih keras dari biasanya dan yang tak kalah menyenangkan adalah jamur bebas dari serangan hama tersebut. Mungkin aroma dari pupuk organik tersebut yang menyebabkan hama tersebut tidak memakan jamur.
                Pertanyaan lain dari teman subang adalah kenapa miselium mogok tumbuh, hanya separo dari log. menurut saya hal ini terjadi karena proses sterilisasi yang kurang steril, artinya didalam proses sterilisasi bakteri, mikroba maupun bibit bibit jamur yang ada didalam media tidak bisa mati sehingga mengganggu pertumbuhan miselium didalam log kita. Jalan keluarnya adalah memperbaiki proses sterilisasi yang kita lakukan. Bisa karena waktu sterilisasi yang kurang lama, api kurang besar, ataupun alat sterilisasi yang kurang standar.
                Demikian sekedar coretan dari saya semoga ada manfaat buat kita semua. Salam buat teman saya Heri Nurcipta yang ada di Bandung, Juga salam buat teman SUBANG. SUWUN

Selasa, 01 Juli 2014

PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM

"SM" JAMUR TIRAM
JL RAYA PURWODADI SOLO KM 6 GENDINGAN TOROH GROBOGAN JAWA TENGAH 58171
HP 081 226 060 771

MELAYANI:
- PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM
- PENJUALAN LOG JAMUR TIRAM
- PENJUALAN BIBIT F1, F2, F3
- PENJUALAN SARANA PENUNJANG BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Selasa, 17 Juni 2014

STERILISASI

Dalam usaha budidaya jamur dalam pembuatan log, satu hal yang paling mendasar yang harus kita perhatikan yaitu proses sterilisasi. Proses ini adalah kunci utama keberhasilan dalam pembuatan log jamur tiram. Proses sterilisasi yang dilakukan para pembudidaya menggunakan alat yang bervariasi tergantung permodalan kita. Ada yang menggunakan alat modern dengan kapasitas besar dengan bahan bakar gas, ada pula yang menggunakan alat sederhana dengan kapasitas kecil baik menggunakan gas ataupun dengan kayu bakar. Tetapi pada dasarnya adalah dalam proses tersebut yang kita harapkan adalah matinya bibit-bibit jamur liar maupun bakteri bakteri yang merugikan. Dalam proses ini dibutuhkan pemanasan yang stabil dan waktu yang lama, tergantung kapasitas dari alat yang kita gunakan. Saya munggunakan drum seperti di tulisan saya yang lalu, kapasitas 95 log dengan waktu 5-6 jam (gas 3kg) dengan plastik ukuran 18x35 dengan ketebalan 0,4 dan terbukti berhasil dengan tingkat keberhasilan diatas 95%.
Pernah suatu ketika saya melakukan survei ke Jogja, disana proses sterilisasi menggunakan bahan bakar kayu dan kapasitas ruang sterilisasi sekitas 1200 log. Memang disini dapat dihasilkan log dalam jumlah yang banyak dalam watu yang singkat. Intinya proses sterilisasi tergantung kapasitas produksi kita, artinya apabila kita butuh log dalam jumlah besar maka alat sterilasi juga kita pakai yang kapasitas besar, kalaupun kebutuhan belum banyak maka tidak ada salahnya kalau kita gunakan alat yang sederhana dengan kapasitas kecil. Yang penting adalah alat kita mampu untuk mensterilkan media tumbuh jamur tersebut. Jadi kesimpulannya adalah proses sterilisasi adalah mutlak kita lakukan dan harus kita kita jamin keberhasilannya. Dengan demikian bibit jamur yang akan kita tanam dapat tumbuh dengan sempurna tanpa ada kontaminasi dari jamur lain. Menurut pengalaman saya dengan kurang sterilnya media akan kita temui kegagalan diantaranya gagal tumbuhnya miselium akibat terganggu jamur liar diantaranya jamur oncom (warna Orange), jamur hijau, jamur hitam dan lain sebagainya kalaupun miselium mampu tumbuh tetapi membutuhkan waktu yang lebih lama dan kualitas jamur yang dihasilkan kurang bagus.
Jadi proses sterilisasi adalah suatu proses yang mutlak dilakukan dan dan harus berhasil 100%. dengan kesabaran dan ketekunan saya yakin teman teman mampu untuk melakukannya.
(Saya tujukan bagi teman2 dengan keterbatasan modal alias modal mepet tetapi ada semangat untuk berusaha) SUWUN 


Sabtu, 01 Maret 2014

BERBAGI PENGALAMAN TENTANG JAMUR

Pengalaman ini saya dapatkan sekitar 4 tahun yang lalu. Pada waktu itu kondisi ekonomi saya baru saja jatuh karena proyek yang saya kerjakan mengalami kerugian yang lumayan banyak. Ditengah kekalutan, saya iseng main ketoko buku. Budidaya jamur merang itu adalah buku yang saya beli. Dalam pemikiran saya adalah budidaya tersebut tidak memerlukan modal yang besar, kita bisa memanfaatkan jerami padi yang banyak terbuang, memang pada saat itu pas waktu panen raya padi.
Dengan kenekatan yang ada saya bersama 1 karyawan saya mengumpulkan jerami satu truk engkel. Lantas saya memesan bibit dari seseorang via Phone yang saya peroleh di internet.
Berbekal teori yang ada dibuku maka saya mencoba untuk memulai budidaya jamur merang. Saya membuat rak ukuran 1 x 2 x 2 m yang kemudian saya beri dinding plastik transparan di semua sisi, dengan satu sisi bisa di buka dan ditutup.
Jerami direndam 1 minggu, kemudian saya tiriskan dan kemudian dicampur dengan bekatul dan sedikit kapur, maka saya lakukan sterilisasi menurut versi saya. Drum bekas saya beri lubang dan saya las dengan pipa 1,5 inch kemudian saya beri selang plastik dan masuk ke bawah rak kemudian saya rebus dalam drum tsb selama 4 jam. Keesokan harinya bibit saya tebar, Hari kelima saya semprot kemudian pada ke 10 jamur sudah siap panen. Lega hati karena karena apa yang saya lakukan telah berhasil.
Jamur saya panen tetapi halangan menghadang pada waktu itu. Jamur saya bawa ke pasar namun tidak ada orang yang mau beli. saya sudah bilang bahwa ini adalah jamur merang, namun mereka tidak percaya. mereka takut beracun, mereka tahu jamur merang memang jamur konsumsi namun kebanyakan dari mereka belum tahu jamur merang segar. Yang mereka tahu jamur merang yang sudah matang di rumah makan ataupun jamur merang kemasan kaleng ataupun plastik yang ada di toko.  Sebagian lagi tahunya adalah jamur merang yang ada dialam yang diambil dari sisa jerami yang ada disawah.
Pada waktu itu jamur hasil panen tidak bisa saya jual tetapi saya bagikan ke saudara dan tetangga kiri kanan tempat tinggal saya. Mereka mau memasak atau dibuang saya gak mau tahu.
Intinya disini saya telah berhasil mencoba budidaya jamur merang meskipun hanya berbekal dengan ilmu yang terbatas dan saya yakin suatu saat pasti bisa saya kembangkan lagi. Saya tetap merasa untung walaupun saya tidak mendapatkan rupiah dari jamur merang tersebut. Untung saya yaitu ilmu yang saya peroleh tersebut. dan saya sangat yakin dengan berjalannya waktu jamur merang segar pasti akan memasyarakat seperti jamur tiram.
Jadi pengenalan dimasyarakat kunci utama untuk pemasaran jamur merang ini. Perlu diketahui untuk wilayah kabupaten Grobogan jamur merang masih belum banyak yang mengkonsumsinya tidak seperti jamur tiram yang telah bisa diterima oleh masyarakat banyak. Karena itu saat ini jamur tiramlah yang saya budidayakan.
Itulah sedikit pengalaman saya yang saya alami sekitar 4 th yang lalu, semoga bisa bermanfaat untuk teman teman semua. SUWUN

Jumat, 28 Februari 2014

AYO BUDIDAYA JAMUR

Banyak diantara kita bingung mencari pekerjaan kesana kemari. Luar pulau ditempuh hanya untuk mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Yah... itu memang suatu kewajiban kita sebagai seorang kepala keluarga. Mau memulai suatu usaha kita tdk punya bekal dalam dunia usaha. modal juga sangat dibutuhkan yang tidak sedikit.
Dengan keadaan yang demikian, saya ingin berbagi pengalaman dengan teman2 untuk mencoba menekuni usaha budidaya Jamur Tiram. kita tidak usah membayangkan yang susah2. modal kita pakai seadanya saja seperti yang saya tulis di postingan saya yang lalu. Disini saya hanya akan memberikan contoh hitungan pendapatan yang kita peroleh dari budidaya jamur, temtunya dengan versi modal kecil.

Kita buat log jamur semampu kita dan kita tetap melakukan pekerjaan utama kita terlebih dahulu. Jadi perekonomian keluarga tidak akan ada masalah serius. Buatlah log setiap hari sekitar 35 log. jadi kita dalam sebulan akan mempunyai log sebanyak 1000 log. Jadi disamping kita masih bekerja seperti biasanya, kita telah memulai suatu bidang usaha lain yaitu budidaya jamur tiram. Masa produktif jamur sekitar 4bl. Jadi  didalam waktu 4 bulan kita akan mempunya log jamur aktif sekitar 4000 bh dengan asumsi 3000 log sudah produksi dan 1000 log dalam proses inkubasi.Pada bulan ke lima, log pembuatan bulan pertama sudah waktunya kita buang, diganti dengan log yang baru. Jadi dalam satu siklus pembuatan per bulan 1000 log, maka kita akan mempunyai 4000 log yang aktif berproduksi.

Mari kita berandai andai, rata rata 1 log jamur menghasilkan 0,5 kg jamur. Per 1000 log akan menghasilkan 500 kg jamur segar dalam satu siklus hidupnya. Harga pasar saat ini adalah Rp12000,00 maka per 1000 log jamur tiram mendapatkan hasil Rp 6000000,00 dikurangi biaya pokok produksi. Dengan pembuatan log yang terus menerus sebanyak 1000 log/bl maka dalau satu th produksi kita akan memperoleh minimal 40jt rupiah bersih  dari budidaya jamur tersebut. pembuatan log bisa dikerjakan pada waktu senggang, ataupun dikerjakan oleh istri dirumah setelah pekerjaan rumah tangga selesai.

Demikian gambaran singkat tentang budidaya jamur tiram Versi Orang Kepepet tetapi dengan keyakinan dan ketelatenan kita pasti bisa berhasil. SUWUN