Sabtu, 01 Maret 2014

BERBAGI PENGALAMAN TENTANG JAMUR

Pengalaman ini saya dapatkan sekitar 4 tahun yang lalu. Pada waktu itu kondisi ekonomi saya baru saja jatuh karena proyek yang saya kerjakan mengalami kerugian yang lumayan banyak. Ditengah kekalutan, saya iseng main ketoko buku. Budidaya jamur merang itu adalah buku yang saya beli. Dalam pemikiran saya adalah budidaya tersebut tidak memerlukan modal yang besar, kita bisa memanfaatkan jerami padi yang banyak terbuang, memang pada saat itu pas waktu panen raya padi.
Dengan kenekatan yang ada saya bersama 1 karyawan saya mengumpulkan jerami satu truk engkel. Lantas saya memesan bibit dari seseorang via Phone yang saya peroleh di internet.
Berbekal teori yang ada dibuku maka saya mencoba untuk memulai budidaya jamur merang. Saya membuat rak ukuran 1 x 2 x 2 m yang kemudian saya beri dinding plastik transparan di semua sisi, dengan satu sisi bisa di buka dan ditutup.
Jerami direndam 1 minggu, kemudian saya tiriskan dan kemudian dicampur dengan bekatul dan sedikit kapur, maka saya lakukan sterilisasi menurut versi saya. Drum bekas saya beri lubang dan saya las dengan pipa 1,5 inch kemudian saya beri selang plastik dan masuk ke bawah rak kemudian saya rebus dalam drum tsb selama 4 jam. Keesokan harinya bibit saya tebar, Hari kelima saya semprot kemudian pada ke 10 jamur sudah siap panen. Lega hati karena karena apa yang saya lakukan telah berhasil.
Jamur saya panen tetapi halangan menghadang pada waktu itu. Jamur saya bawa ke pasar namun tidak ada orang yang mau beli. saya sudah bilang bahwa ini adalah jamur merang, namun mereka tidak percaya. mereka takut beracun, mereka tahu jamur merang memang jamur konsumsi namun kebanyakan dari mereka belum tahu jamur merang segar. Yang mereka tahu jamur merang yang sudah matang di rumah makan ataupun jamur merang kemasan kaleng ataupun plastik yang ada di toko.  Sebagian lagi tahunya adalah jamur merang yang ada dialam yang diambil dari sisa jerami yang ada disawah.
Pada waktu itu jamur hasil panen tidak bisa saya jual tetapi saya bagikan ke saudara dan tetangga kiri kanan tempat tinggal saya. Mereka mau memasak atau dibuang saya gak mau tahu.
Intinya disini saya telah berhasil mencoba budidaya jamur merang meskipun hanya berbekal dengan ilmu yang terbatas dan saya yakin suatu saat pasti bisa saya kembangkan lagi. Saya tetap merasa untung walaupun saya tidak mendapatkan rupiah dari jamur merang tersebut. Untung saya yaitu ilmu yang saya peroleh tersebut. dan saya sangat yakin dengan berjalannya waktu jamur merang segar pasti akan memasyarakat seperti jamur tiram.
Jadi pengenalan dimasyarakat kunci utama untuk pemasaran jamur merang ini. Perlu diketahui untuk wilayah kabupaten Grobogan jamur merang masih belum banyak yang mengkonsumsinya tidak seperti jamur tiram yang telah bisa diterima oleh masyarakat banyak. Karena itu saat ini jamur tiramlah yang saya budidayakan.
Itulah sedikit pengalaman saya yang saya alami sekitar 4 th yang lalu, semoga bisa bermanfaat untuk teman teman semua. SUWUN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar